Kembali Lagi Heboh Warga Kota Bekasi Menolak Kaesang dan Dinasti Jokowi Menjadi Walkot Bekasi, Ingat Dinasti Atut Banten...?!
bekasi-online.com, Rabu 24 April 2024, 13:58 WIBBEKASI KOTA, BksOL - Jalan terjal Kaesang Pangarep adik dari Gibran Rakabuming Raka menjadi calon Walikota Bekasi 2024 pada Pemilihan kepala daerah (Pilkada) mendatang.
Mulai dari penolakan di dunia maya sampai muncul spanduk yang bernarasikan ‘Warga Kota Bekasi Menolak Kaesang dan Dinasti Jokowi Menjadi Walikota Bekasi’ spanduk tersebut terlihat di depan Jalan Veteran, gedung lama Pengadilan Bekasi dekat dengan alun-alun Kota.
Tampak spanduk berukuran sekitar 1 meter lebih tersebut dipasang bersebelahan dengan spanduk dukungan Kaesang jadi calon Walikota Bekasi.
Baca juga: Ini Dia Tokoh Ulama, KH. Madinah Yang Didukung Lintas Partai Jadi Kandidat Cawalkot Bekasi 2024 Mendatang
Isi spanduk tersebut diduga berasal dari relawan Pro Pa-Gi Menuju Indonesia Emas serta mengatasnamakan tokoh masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, Insan Pers, LSM hingga Ormas Kepemudaan.
Sampai berita ini terbit belum diketahui siapa dan kelompok mana dibalik pembuat spanduk penolakan Kaesang adik dari Gibran jadi calon Walkot Bekasi tersebut.
Berdasarkan aturan jadwal dan tahapan Pilkada 2024 pendaftaran pasangan calon dibuka 27 Agustus sampai dengan 29 Agustus 2024.
Baca juga: Akankah Tri Adhianto Jadi Kandidat Cawalkot, Jika Warga Masyarakat Masih Kangen Mochtar Mohamad?
Sementara pemilihan walikota dan wakil walikota Bekasi 2024-2029 atau hari pemungutan suara diselenggarakan pada 27 November 2024.
Akankah Spanduk Penolakan terhadap Kaesang tersebut sebagai perlawan yang mana menolak keberadaan Sistem Dinasti di Republik Nusantara yang berdemokrasi.
Baca juga: Maraknya Baliho Dukungan Buat Pencalonan Walikota Bekasi M2 Akan Penuhi Seluruh Jalan Raya di Kota Bekasi Menenggelamkan Billboard Tri Adhianto?
Lihatlah Banten saja bisa tumbang ketika itu Atut yang masih berstatus Gubernur Banten dan Keluarganya dari Bani H. Tb. Chasan Sochib yang mana katanya Jawara Banten menginginkan Banten memiliki sistem Dinasti Keluarga.
Dan ini tidaklah cocok diberlakukan di NKRI yang mana bersistem Demokrasi, ya wajar saja apabila Spanduk yang bernarasikan Warga Kota Bekasi Menolak Kaesang dan Dinasti Jokowi Menjadi Walikota Bekasi, bertebaran di seluruh area Kota Bekasi.
Publik cukup tahu yang mana Bekasi ini adalah Kota Santri dan Jawara pula karena arti Bekasi itu adalah Bekas Revolusi, saksi mata pembantaian penjajah Belanda dan Jepang kala itu adalah Jembatan Kali Bekasi yang diatasnya ada Jalur Kereta Api, dan Bekasi ini adalah tanah kelahiran 2 tokoh nasional yakni:
- Al Maghfurulloh KH. Muhammad Muhajirin Amsar Rahimahulloh Ta'ala, Pendiri Pesantren An Nida' Al Islami, Kampung Mede, Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi
- Al Maghfurulloh KH. Noer Alie Rahimahulloh Ta'ala, Pendiri Pesantren At Taqwa, Pondok Ungu, Kecamatan Babelan Kota, Kabupaten Bekasi.
Baca juga: Apakah Pemahaman Demokrasi Itu Sesat dan Menyesatkan. Apakah Mayorisme dan Komunisme dalam Pemahamn Demokrasi?
Jadi sudah sepatutnya Sistem Dinasti tidak layak diadaptasi wilayah Bekasi Raya Kota dan Kabupaten.
Warga Bekasi pasti menolaknya..., wallohu' alam. Hasbunalloh wani'mal wakil ni'mal maula wanikman natsir. Barokallohu' fiikum.
Al faqir Ilalloh Azza wa Jalla,
Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, Gr
Seorang Hamba yang Mengharap Ridho RabbNya. [■]
Reporter: TimRedaksi, Editor: DikRizal