Pempek Pak Raden Khas Palembang di Kota Bekasi

Pempek Ikan Gabus yang Gurih dan Lezat
Penganan Asli Palembang Yang Sangat Disukai Orang Bekasi




Bekasi, kelanakuliner.com
Pernahkan Anda merasakan pempek asli Palembang yang berbahan baku ikan gabus, dengan tekstur ikan lembut dan dagingnya yang berwarna putih, sehingga berbeda dengan pempek berbahan baku ikan laut seperti ikan tenggiri. Untuk pempek berbahan ikan gabus ini, rasanya memang lebih hambar dibandingkan pempek berbahan baku ikan tenggiri (ikan laut), namun gurih dan lezatnya ternyata lebih pas buat lidah orang Bekasi, dan tetap disukai wong kito galo. Paling tidak begitulah pempek kapal selam yang saya rasakan dan nikmati di Pempek Pak Raden Jalan Ahmad yani, Ruko Sentra Bekasi Mas, depan RS Mitra Keluarga.


Menurut pengakuan Vika, sang pengelola Pempek Pak Raden cabang Ahmad  Yani Bekasi ini langsung kepada kelanakuliner.com, bahwa sengaja bahan baku ikan gabus sebagai pilihan karena keluarganya lebih menyukai pempek ikan gabus dibandingkan ikan tenggiri pada umumnya. Di samping itu ikan tenggiri sering sekali menimbulkan masalah buat beberapa orang yang alergi dengan ikan laut dan juga mereka yang tak suka dengan bau amis ikan laut yang terkadang lebih menyengat tercium dari pempeknya. Untuk pempek ikan gabus yang saya rasakan, memang bau amisnya tak tercium, bahkan rasanya cenderung lebih hambar bila dibandingkan dengan pempek lainnya yang pernah saya coba dengan bahan dasar ikan tenggiri.


Keunikan pempek Pak Raden adalah dari bahan baku dasarnya berupa sagu yang khusus didatangkan dari daerah tertentu kemudian ikan gabus yang termasuk ikan yang sulit diternak. "Di samping itu bahan baku seperti gula merah dan cuko (cuka, red) juga harus didatangkan dari Palembang", ungkap Vika, wanita yang baru memiliki satu orang bayi usia kurang dari 1 tahun ini.. "Hal ini dilakukan agar kualitas rasanya seperti yang biasa kami biasa konsumsi," ujarnya sambil tersenyum. Walaupun Pempek termasuk salah satu makanan yang dikategorikan makanan perusak gigi, namun jelas sekali terlihat Vika mempunyai geligi yang sehat dan putih bersih, padahal dirinya mengaku bahwa dirinya penggemar pempek berat, "Mungkin hampir setiap hari kami makan pempek bisa sampai 2 kali," jelasnya sambil senyum.


Saya merasakan bahwa Pempek Pak Raden yang ada di Jalan Ahmad Yani di Ruko Bekasi mas ini cukup ramai di hari-hari biasa oleh orang kerja kantoran pada saat jam makan siang, sedangkan hari Sabtu Minggu, biasanya diramaikan oleh ibu-ibu atau wanita-wanita yang menjadi tamu usaha dagang perabotan rumahan yang tepat berada di samping Pempek Palembang.

Itulah sebabnya Pak Raden ini termasuk salah satu cabang yang paling ramai dibandingkan yang lainnya. Menurut pengamatan kami saja, pada hari Sabtu itu saat saya bikin janji wawancara, terlihat banyak ibu-ibu yang sedang berkelompok menikmati makanan khas Palembang ini. Kapasitas penuh dari rumah makan khas Palembang ini sekitar 50 kursi, dan juga sanggup menerima pemesanan untuk acara khusus. Walaupun begitu, Vika lebih meyukai bila pesanan untuk acara-acara pesta dan delivery di sekitar seputar wilayah Kota Bekasi saja.


PEMPEK IKAN AIR TAWAR dan MINUMAN ES KACANG MERAH
Salah satu ciri khas makanan Palembang yang populer di Palembang ini biasanya berbahan baku ikan tenggiri, khusus Pempek Palembang yang dimiliki oleh keluarga dari Hj. Siti Nurhasanah kini dikelola oleh sang anak, Vika bersama suaminya untuk wilayah yang terletak di jalan paling ramai di tengah Kota Bekasi ini. Sedangkan cabang lainnya seperti yang berlokasi di perempatan Jalan Rawa Panjang dan Harapan Indah dikelola oleh saudara-saudaranya. Kesemua cabang Pempek Pak Raden memang menyajikan sajian pempek ikan gabus, namun masalah rasa bumbu seperti cuko dan sambelnya tidak seragam, sesuai dengan olahan  tangan masing-masing pemasak. Walaupun begitu, masing-masing memiliki pelanggan setianya. Jadi setiap cabang ada kekhasan dalam rasa dan bumbu, sehingga wajar usaha keluarga ini tidaklah mungkin dibuat menjadi konsep waralaba (frenchise).


Usaha keluarga yang dirintis sejak 1984 itu sudah memiliki 33 gerai yang tersebar di Bandung, Jakarta, Jambi, Pekanbaru, Lampung, Bekasi dan Depok. Pempek Pak Raden masih dikelola secara keluarga, dan unit bisnis sebanyak 33 yang ada dikelola sendiri dan kerabat, kakak dan adik pemilik.


Melihat daya tahan usaha ini dan permintaan pasar, sebetulnya Pempek Pak Raden ini sangat berpotensi untuk difranchisekan. Usaha yang dibangun HJ. Nurhasanah itu sudah dikenal tidak hanya di Indonesia, melainkan sudah sampai ke Malaysia dan Singapura.

Dari sebuah situs di internet tentang waralaba, pengakuan Hj. Nurhasanah,  memang dalam berbagai pameran yang diikutinya, sudah banyak peminat yang ingin memiliki usaha ini, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Lalu koq kenapa tidak difranchisekan?

Pengakuan Nurhasanah menyebutkan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan berbagai konsep dan system menuju franchise. “Persiapan ke arah franchise sudah 50%. Kesulitannya, karena Pempek ini masih sebagian besar dikelola oleh adik dan kakak, kemauannya untuk franchise masih perlu disosialisasikan,” katanya seraya menambahkan dirinya sudah sangat ingin memfranchisekan Pak Raden.


Namanya juga usaha keluarga, jamak sudah tiap kedai dikelola oleh mereka yang masih memiliki hubungan saudara dengan pendiri awal Ahmad Rivai Husein dan Hj. Siti Nurhasanah. Untuk menjaga keseragaman rasa, belasan kedai Pak Raden ini mengolah resep yang sama. Bahan baku pempek, berupa ikan gabus, dikirim dari Palembang. Ikan yang sudah digiling lantas dibekukan dan disebar ke semua kedai Pak Raden. Kerupuk ikan, pelengkap pempek, serta gula merah untuk campuran cuko, juga didatangkan dari kota di tepian Sungai Musi itu.


Namun begitu, tetap saja masalah rasa dari masing-masing kedai, seperti cukonya kadang ada yang lebih manis, ada yang lebih kecut. Hal ini memang tergantung dengan olahan tangan masing-masing pemilik kedai, demikian ungkap Vika. Jangankan bumbu, masalah interior desain dari setiap kedai saja tidak bisa diseragamkan. "Dari masalah warna cat bangunan Pempek Pak Raden saja bisa berbeda, Mas Dik. hal ini karena sesuai dengan selera dari pengelola masing-masing cabang.


Maklumlah Mas, usaha kami ini dikelola oleh  keluarga yang banyak kepala. Jadi banyak ide dan keinginan. Namun begitu masalah resep tetap seragam, tinggal tangan yang mengelola saja membuat ada sedikit perbedaan rasa. Masalah resep mungkin hanya dari ibu saya, Hj. Siti Nurhasanah (saya dengar di taperecorder Hj. Nurrahmah) saja yang masih asli dipegang oleh keluarga kami," akunya.

Pempek Pak Raden sendiri termasuk salah satu usaha keluarga pempek asli Palembang yang dikelola oleh keluarga muslim dan biasanya usaha ini dimiliki oleh etnis China. Seperti yang diceritakan oleh Vika, sang pemilik menjabarkan "Pempek Palembang sendiri aslinya adalah makanan asli Cina, yang dulunya seperti bakso dan kuahnya umumnya dibuat dengan bahan baku arak (tuak)."


Wanita berjilbab ini menambahkan, "Dulu ketika awal-awal kami buka cabang di Bekasi ini, pernah ada ibu-ibu yang ragu-ragu dengan Pempek kami, apakah bahan dasar kuah kami terbuat dari arak. Kemudian setelah saya ajak dan bincang-bincang sebentar, barulah saya tahu bahwa biasanya Pempek yang kebanyakan dia jumpai asli buatan Cina itu menggunakan arak atau tuak (yang memang diharamkan bagi Muslim), termasuk pempek Palembang lainnya yang ada di wilayah ini. Akhirnya ibu itu setelah saya yakinkan bahwa kami, Pempek Pak Raden tidak menggunakan arak, tapi hanya cuka, barulah ia mau singgah dan makan di tempat kami," ujarnya mengenang.


Cuko sendiri adalah kuah bumbu untuk menemani makan pempek, yang biasanya dibuat dari cuka (khusus didatangkan dari Palembang) kemudian gula Aren, Kecap Bango dan bawang putih serta garam "rahasia" bumbu asli buatan keluarganya yang tak bisa dibukaresepnya. Hampir semua karyawan kami tahu dan bisa bagaimana membuat pempek serta kuah bumbu cukonya, tapi rahasia garamnya tidak ada yang tahu sama sekali, kecuali ibu saya, Hj. Nurhasanah, tegas Vika.


Kalau di Palembang sendiri, warung Pempek itu sama persi dengan RM Padang, dimana hampir setiap seratus meter ada RM makan Padang, ungkap Vika, pengusaha kuliner kelahiran asli Palembang berusia 25 tahun lalu ini. Maka pengembangan usaha di wilayah Bekasi dengan sistem pelayanan delivery menjadi satu pengembangan yang disepakati oleh keluarga besar kami. Pempek Pak Raden sendiri adalah usaha milik keluarga yang awalnya dimulai dari kedai pertama di daerah Bukit, Palembang oleh Ahmad Rivai Husein


Berdasarkan pengamatan kelanakuliner Pempek Palembang kini memang sudah sama dengan reumah makan Padang yang nyaris ada di setiap kota di seluruh Indonesia. Tapi Pempek Pak Raden sekarang ini baru ada hanya di pulau Sumatera dan jawa saja. Cabang Pempek Pak Raden sementara ini ada 5 kedai di Palembang, 2 di Jambi, 2 di Lampung, 2 di Bandung, dan 4 kedai di Jakarta sedangkan Bekasi ada 3 kedai. Vika sendiri mengelola yang di pusat kota Bekasi jalan Ahmad Yani.


Tak lengkap rasanya kalau kita membahas makanan tanpa minuman. Minuman khas Palembang ini adalah Es Kacang Merah, salah satu kebanggaan Pak Raden sebagai pelengkap makan pempek,. Anda bisa sekalian saja mencicipi es kacang merah asli Palembang ini yang sinya kacang merah kering direbus dengan gula putih, lantas diguyur sirup, susu, dan diberi es batu. Srupuut… pas untuk menghilangkan rasa asam cuko yang pedas membakar tenggorokan. Bahkan mungkin bisa mengikis habis sisa asam cuka yang menempel di gigi Anda.


Sejarah berdirinya merk Pempek Pak Raden ini, ungkap Vika kepada kelana kuliner, "Dulu sewaktu saya masih kecil, pada masa itu film Unyil sangat terkenal dan populer. Masalahnya adalah Pak Raden itu identik dengan budaya orang Jawa, padahal di Palembang sendiri istilah gelar Raden dan Raden Ajeng atau Raden Ayu sudah biasa untuk orang-orang tertentu (mungkin dulunya transmigran dari Jawa, red.) Jadi di Palembang masih banyak yang didapati orang-orang dengan nama gelar tersebut.


Maka pilihan merk Pak Raden ditetapkan keluarga. Awalnya masih menggunakan wajah boneka Pak Raden, lama-kelamaan pihak keluarga menggantinya dengan topi tunjang khas Palembang yang berbentuk segitiga itu dan hanya hurup tulisa PR singkatan dari nama Pak Raden saja yang dipertahankan setelah wajah fotonya Pak Raden tidak kami pakai lagi. Sedangkan dari informasi frenchise.com, saya mengutip ucapan H. Nurhasanah yang bercerita,

"Ketika ingin buka restoran, sang ibu tidak diijinkan". Nurhasanah lah yang dipercaya untuk mengembangkan usaha pempeknya itu. “Saya yang meneruskan cita-citanya untuk buka restoran pempek-pempek ini, dengan nama Pak Raden. Nama ini saya berikan untuk penghormatan terhadap paman saya yang telah banyak berjasa untuk saya. Pak untuk panggilan paman, karena dia laki-laki dan Raden adalah kasta tertinggi dalan silsilah kaum priyayi di Palembang,” kata Nurhasanah menjelaskan


Anda tertarik mencoba makanan khas Palembang yang gurih dan lezat berbumbu asam cuka manis ini? Kunjungi saja Pempek Pak Raden yang ada di Bekasi.

Atau bisa juga menghubungi untuk reservasi di
No. Telp (021) 889.66.796
Flexi (021) 678.74.123
Mentari 0815.370.9946 dengan ibu Vika.






Pempek Pak Raden

Ruko Bekasi Mas
Jl. Raya Ahmad Yani - Bekasi
Telp: (021) 889.66.796




Pempek Pak Raden

Rawapanjang
Jl. RA. Kartini No.2 Rawa Panjang - Bekasi
Telp: (021) 824.31.746
Sidik Rizal-dobeldobel.com
















8 Komentar

Silakan Anda memberi komentar sebebasnya sepanjang tidak menyangkut masalah SARA dan pornografi serta kekerasan. Harap menggunakan kata-kata yang bijak dan efektif serta bermanfaat.

Lebih baru Lebih lama