Berburu ketakutan sampai ke “Nirwana”

WISATA JALAN-JALAN CARI HANTU
the Jungle Bogor

......destinasi bagi para pemberani, membuktikan kejantanan, selain untuk berwisata adrenalin dalam bentuk lain”
Jurnal Bogor, 11 April 2009


Bogor, dobeldobel.com

Selepas adzan maghrib, Kamis 30 April 2009 lalu, saya terhenyak setelah membeli “ketakutan” bersama beberapa siswa dari SMA 5 Bogor. Adrenalin saya terpacu kencang, sehingga keringat-pun mengucur dengan derasnya, tak mampu terbendung oleh dinginnya udara AC. Sebelum kesadaran saya pulih, tiba-tiba tangan saya digamit oleh sesosok tinggi besar berkulit gelap, yang belakangan baru saya kenali sebagai Pak Yono, yang mbaurekso tempat itu. ”Sudah sebulan ini”, tutur pak Yono, ”Setiap hari saya dan 7 anak buah saya mengawal lebih kurang 400 orang seperti Mas” terangnya. Kemudian di tengah kebingungan saya, tiba-tiba tubuh saya sudah terseret lagi masuk ke gerbang pintu masuk tempat yang baru saja membuat degup di jantung saya kencang berpacu. Rupanya pak Yono mengajak saya untuk menyaksikan sendiri secara lebih gamblang tentang lokasi itu.

Sambil membawa ”bungkusan hitam”, mulailah saya dipandu melangkahi lintasan berliku yang belakangan juga baru saya tahu, berjarak sekitar 100 meter dari awal hingga akhir. Kalau tadi saya lebih banyak terkejut dan terkaget-kaget, bersama pak Yono, saya lebih menikmati suasana ruangan yang gelap temaram, yang memang mampu menimbulkan efek psikologis kengerian tersendiri. Barulah saya sadar, bahwa semua kengerian yang dihadirkan dalam tempat ini hanyalah efek semata. “Ada sekitar 18 titik boneka styrofoam, dengan penampilan tokoh-tokoh hantu Indonesia maupun barat, seperti pocong, kuntilanak, zombie, drakula, dan skeleton,” bisik Yono di telinga saya, ketika melewati kuntilanak. Duh... jantung saya nyaris copot, karena tiba2 ada muka tengkorak turun tepat di depan muka saya.

Sejenak kemudian, Pak Yono, menghentikan langkah saya di sebuah pojok yang cukup tersembunyi, dan mempersilahkan saya untuk masuk duluan. Kemudian, pria matang kelahiran Jakarta, 4 Mei 1967 itu mengangsurkan bungkusan hitam yang tadi dibawa ke saya. “Jadi, tak hanya efek visual, kami juga menggunakan efek suara, sensor gerak, dan peralatan mekanik robot untuk menggerakkan boneka, sehingga pengunjung yang memasuki wahana kami langsung mendapatkan aura kengerian tersendiri,” jelas Sudiyono, nama lengkap pak Yono cepat, di tengah degup cepat jantung saya, karena tiba-tiba, sebentuk jubah hitam sudah dikenakannya. ”Inilah cara kami mengawal pengunjung, walaupun sekaligus memberikan efek takut yang luar biasa” tuturnya cepat sambil memasangkan topeng "the Scream" di kepalanya. Degg.......!!!

Maka tak salah jika ini merupakan wahana wisata adrenalin yang menghibur para pengunjung. Beberapa pengunjung bahkan datang sampai beberapa kali sambil mengajak teman-temannya, untuk uji nyali. Dunia kengerian yang terhampar, mampu membuat adrenalin mengucur deras. Sepanjang operasionalnya, pak Yono menuturkan, berbagai cerita yang dialami para kru dalam melayani para pengunjung, mulai dari ekspresi teriakan ketakutan, lari tunggang langgang, hingga ada yang jatuh pingsan. Dalam setiap kali sesi. Pengunjung rombongan dibatasi maksimal 4 orang yang masuk. Selain untuk memperkuat suasana, juga untuk mempermudah handel personil, jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Walhasil, saya pun sempat lari tunggang langgang mengejar sosok pak Yono dalam topeng Scream dan jubah hitam, karena pengunjung yang sedang diikutinya, mendadak menoleh ke belakang, dan langsung berlari sekuat tenaga, menuju pintu keluar yang masih jauh. Selain itu, saya juga ngeri kalau sendirian tidak ada yang menamani. ”Jadi terbayang kan, betapa capeknya kami kalau ada 400 pengunjung setiap hari” tutup pak Yono yang dari tadi menemani saya. Iya deh pak, saya besok mau datang lagi. Daripada nraktir ke bioskop, mending nraktir ketakutan di wahana terseram se Asia Tenggara ini.

(Dian Purnama Putra & Sidik Rizal)

Nama Tempat: Hantu Jungle. Tanggal Grand launching: 1April 2009. Lokasi: Parkir basement Mal The Jungle, dalam kawasan Nirwana Epicentrum, Bogor Nirwana Residence (BNR). Harga tiket: Rp.15.000 Fasilitas: Tempat parkir, Café Nirwana , team medis, pintu darurat, dan tentu saja, ketakutan. Owner: Manajemen grup PT DAS Utama, salah satu kontraktor BNR. Operation Time: setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 17.00 untuk weekday, 09.00 sampai 18.00 untuk weekend, kecuali tiap Sabtu malam, dibuka hingga jam 00.00

2 Komentar

Silakan Anda memberi komentar sebebasnya sepanjang tidak menyangkut masalah SARA dan pornografi serta kekerasan. Harap menggunakan kata-kata yang bijak dan efektif serta bermanfaat.

Lebih baru Lebih lama