Belajarlah dari Kekalahan Pileg 2009 Untuk Bertempur di Pilpres 2009
Bekasi, dobeldobel.com
Saya berdua dengan mitra Dian Pramana Putra untuk janjian ketemu dengan kandidat pemasang iklan kecil kami. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan H. Budhy Prihanto, saat kami melihat bahwa ia ada di depan rumahnya yang telah dicat putih rusak (broken white), kami sempatkan untuk mampir.
Dengan senyum khasnya, H. Budhy menyapa kami. Tanpa basa basi saya pun langsung menanyakan kenapa rumahnya dicat putih. Dia katakan hanya ingin perubahan suasana. Jadi tidaklah benar bahwa ia akan menjadi lawan besar bagi partai banteng mata merah itu. Karena ia tetap memasang bendera PDI di depan rumahnya.
Yang dia hanya katakan adalah kekecewaannya karena konstituennya yang di perkampungan yang selama H-3 (H min 3) menjelang pemilu, dia hanya memberikan amplop sebanyak Rp.20.000,- dan ia mengakui ia hanya melepas sekitar 1000 amplop (tapi saya duga ia hanya bercanda saja karena ia mengatakannya sambil tertawa lepas). Ternyata menjelang pagi ada kelompok lain yang besar kemungkinan memberikan amplop lebih besar nilainya, ungkapnya kali ini hanya dengan senyum dan menaikkan alis matanya berulang-ulang memberi isyarat.
Kami pun tertawa mendengar tawanya. Apalagi ia menambahkan, sekarang ini yang menang adalah Golput, tapi artinya Golongan Penerima Uang Tunai....hahaha kami pun tertawa ngakak mendengar istilah baru darinya.
Sidik Rizal
Bekasi, dobeldobel.com
Saya berdua dengan mitra Dian Pramana Putra untuk janjian ketemu dengan kandidat pemasang iklan kecil kami. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan H. Budhy Prihanto, saat kami melihat bahwa ia ada di depan rumahnya yang telah dicat putih rusak (broken white), kami sempatkan untuk mampir.
Dengan senyum khasnya, H. Budhy menyapa kami. Tanpa basa basi saya pun langsung menanyakan kenapa rumahnya dicat putih. Dia katakan hanya ingin perubahan suasana. Jadi tidaklah benar bahwa ia akan menjadi lawan besar bagi partai banteng mata merah itu. Karena ia tetap memasang bendera PDI di depan rumahnya.
Yang dia hanya katakan adalah kekecewaannya karena konstituennya yang di perkampungan yang selama H-3 (H min 3) menjelang pemilu, dia hanya memberikan amplop sebanyak Rp.20.000,- dan ia mengakui ia hanya melepas sekitar 1000 amplop (tapi saya duga ia hanya bercanda saja karena ia mengatakannya sambil tertawa lepas). Ternyata menjelang pagi ada kelompok lain yang besar kemungkinan memberikan amplop lebih besar nilainya, ungkapnya kali ini hanya dengan senyum dan menaikkan alis matanya berulang-ulang memberi isyarat.
Kami pun tertawa mendengar tawanya. Apalagi ia menambahkan, sekarang ini yang menang adalah Golput, tapi artinya Golongan Penerima Uang Tunai....hahaha kami pun tertawa ngakak mendengar istilah baru darinya.
Sidik Rizal