Bakor AGAM Jabodetabek, Pulang Basamo Manapak Janjang Mandeh, Saciok Bak Ayam Sadanciang Bak Basi.
Merantau adalah sebuah aktivitas yang ditandai dengan perginya seseorang dari tempat asalnya ke wilayah atau tempat lain untuk mencari pengalaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merantau berarti pergi ke negeri lain, untuk mencari penghidupan atau ilmu.
Di Sumatera Barat khususnya orang Suku Minangkabau, kebiasaan merantau merupakan salah satu satu tradisi yang dijaga kelestariannya sampai saat ini, budaya merantau orang Minangkabau sudah ada sejak lama sebagai bentuk pemekaran wilayah ke daerah lain. Merantau juga sebagai motivasi masyarakat Minang agar dapat beradaptasi mengikuti perkembangan zaman.
Para pemuda di Minangkabau akan dipandang lebih dewasa apabila mereka merantau. Laki – laki muda yang belum menikah apabila tidak merantau akan dianggap sebagai orang yang penakut dan tidak mandiri. Mereka akan dikatakan penakut karena tidak berani mencoba kehidupan baru di luar Minang, sedangkan mereka dikatakan tidak mandiri karena masih bergantung pada orang tua bahkan sanak saudara yang berada di tanah Minang.
Sebagai Daerah yang menjadikan merantau sebagai tradisi, tentunya masyarakat Minang yang tidak lupa akan kampung halaman juga akan menjadikan Mudik sebagai sebuah tradisi, jika istilah mudik lebih akrab dengan sebutan “Pulang Kampuang”, Pulang Kampung menjadi momentum masyarakat melepas rindu dengan keluarga tercinta, kerabat, sahabat maupun tetangga dekat.
Dua Tahun belakangan proses Mudik sedikit terganggu dengan adanya kejadian pandemic covid-19 di seluruh Indonesia, pemerintah mengeluarkan peraturan diperbolehkannya masyarakat melakukan mudik Lebaran setelah 2 tahun pandemi Covid-19. Tak heran apabila para pemudik mulai ramai memadati berbagai daerah di penjuru negeri menjelang Lebaran, bahkan untuk tahun ini prediksi akan ada 4 kali lipat kedatangan para perantau ke Sumatera Barat dari seluruh Pelosok Indonesia.
Di tahun 2023 ini, Pengurus Badan Koordinasi Perantau Agam (BAKOR AGAM) se-Jabodetabek telah menggagas Pulang Kampuang yang diikuti oleh Perantau Agam se-Jabotabek, dan hari ini, LaksMa (Purn) TNI AL sebagai Penasihat BAKOR Agam melepas Perantau Minang untuk Pulang Kampung tahun 2023 ini. Sedikitnya yang sudah daftar ada 160 unit Mobil Pribadi dari 16 Kecamatan Kab Agam.
Tahun ini lebih kurang yang sudah mendaftar ada 160 Mobil Pribadi dari 16 Kecamatan Kabupaten Agam dan sekitarnya termasuk Bukittinggi."
Lalu LaksMa TNI (Purn) Hargianto, ayah dari 4 anak, Eki, Reza, Kalingga dan Ambun ini menjelaskan, "Bukti kepedulian Bapak Bupati kepada masyarakat Agam nan di rantau pulang kampuang adalah diadakannya acara pada tanggal 25 April di UNI Kubang Putiah dan 26 April di Lubuk Basuang. Dimana di kedua tempat acara tersebut, Bupati akan menyambut kedatangan para perantau Agam di kampung halaman.
"Diharapkan selama perjalanan agar memperhatikan faktor keamanan, safety is paramount (keselamatan adalah yang paling utama)," tutur LaksMa TNI (Purn) Hargianto, di depan para pemudik.
Bupati Agam sendiri, Dr. H. Andri Warman, S.Sos., M.M akan menerima dan menyambut para perantau Minang dari Agam ini pada tanggal 25 Apri di UIN Bukittinggi lalu tanggal 26 April di Auditorium Pemda Kabupaten Agam Lubukbasung.
"Berikutnya ke depan kita berharap Bakor Agam ini akan ada kantor kesekretariatan yang permanen untuk jadi pusat informasi baik rantau maupun kampung halaman," kata Hargianto menambahkan.
Itu lah sebabnya mantan komandan kapal perang yang hobi olahraga renang, pingpong dan golf ini menawarkan motto baru untuk Bakor Agam, "Saciok bak ayam, sadanciang bak basi" yang dalam Bahasa Indonesia terjemahannya: Seciap bagaikan ayam, sedencing bagaikan besi. Artinya: seiya sekata, satu pendapat atau kompak.
Selanjutnya sambutan oleh Ketum Bakor Agam, Zefri dan dilanjutkan dengan sambutan dari Pembina Bakor Agam, AA Datuak Sidubalang. Baru kemudian terakhir sambutan Tokoh Agam dan Penasihat, LaksMa TNI (Purn) Hargianto, Dt. Bagindo Malano Nan Hitam.