Pawon Solo Jl. KH. Agus Salim Bekasi

Kenikmatan Mie Jowo khas Solo yang Tak Tertandingi

Bekasi Timur - kulinerkuliner.com
Menjelajahi jalan jalan di kota Bekasi mulai dari kota tuanya yang dikenal dengan nama Proyek, saya mencoba mencari sebuah monumen bersejarah kota Bekasi, yakni tugu patriot di bilangan jalan raya KH. Agus Salim.


Setelah melewati rel kereta api dari pasar Proyek Bekasi, saya tak berlama-lama melihat tugu Patriot yang bangunannya seperti terabaikan. Rasa miris melihat tugu kecil setinggi hampir 3 meter itu yang puncaknya berupa pecahan granat, amunisi dan senjata api serta bekas peralatan tempur jaman perang dulu, membuat saya enggan berlama-lama, apalagi banyak orang sekitar justru memandang aneh dengan tingkah saya mengamati tugu tersebut.

Ya mendingan cari makanan enak, unik dan tempatnya ramai, seperti biasalah untuk bahan tulisan kelana kuliner kali ini. Motor CB tua tahun 1972 saya geber perlahan menuju arah timur dari jalan KH. Agus Salim. Belum melewati SMP Negeri 3 Bekasi, saya melihat sebuah warung makan baru dengan tulisan PAWON SOLO. Wah boleh juga neh... kayaknya nyaman dan akrab di mata Jawa saya. Hehehehe, kali aja ada yang pas buat lidah Melayu Jawa saya ini.

Saya datang pun disambut dengan keramahan khas Solo, kebetulan sekali langsung oleh pengelola warung Pawon Solo, Mas Sutoyo Baran. Sambutannya yang bersahabat membuat saya mau lebih jauh menelisik lebih jauh tentang warung makan yang saya duga bukan sekadar warungan biasa.

Menu sajian yang paling Fast Moving (luwaku buwanget) apalagi saat bulan lalu adalah Bakmie Djowo. Loh kok bisa? Saya jadi penasaran, akhirnya saya minta dibikinkan seporsi bakmi godhog, yang akhirnya juga dibungkusin seh. Abis hari ini saya sudah beberapa porsi makan mie, mulai dari mie ayam hingga nasi uduk. Dan yang paling penting setelah saya bawa pulang, bakmi godhog yang dibungkusnya sudah tercampur antara kuah dan mienya ternyata masih terasa lezat. Saya dan istri pun merasakan nikmatnya rasa ebi udang kering di antara potongan-potongan ayam suwirnya yang banyak. Belum lagi bakminya yang berukuran lebar walau tak selebar kwetiaw tapi beda dengan mie keriting biasa. Rasa gurihnya itu...hmmmm good marsogood!

Kelezatan dan gurihnya bakmie godhog ini mengingatkan saya pada saat saya pernah berkunjung ke kota Solo beberapa tahun silam. Di kota yang mencerminkan kelembutan khas asli Jawa dan pusatnya dunia wisata kuliner di seluruh pulau Jawa ini saya pernah mencicipi aneka masakan populer seperti Sate Kambing khas Solo, Bakso khas Solo, Ayam Bakar, Tengkleng, Tongseng dan lainnya. Jadi dari pengalaman saya di sana, saya tahu persis seperti apa seh makanan asli khas selera dan rasa asli setiap masakan berlabel Solo. Kecuali nasi kucing, karena waktu remaja dulu ke Solo, nasi kucing angkringan Solo belum sepopuler sekarang.

Kembali ke Warung makan lesehan Pawon Solo yang memiliki setidaknya 6 buah meja lesehan. Masing-masing meja ini bisa ditempati oleh 4 orang atau bisa juga lebih kalau mau saling berhimpitan. Ya justru di situlah seni lesehan enaknya. Duduk bersama sambil bercengkerama dan menikmati sajian bakmi Jowo baik yang godhogan maupun yang gorengan. Keduanya sama nikmatnya. Tapi mungkin selera saya adalah bakmi godhognya seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, mempunyai kenikmatan gurihnya udang ebi dan ayam suwir yang khas Solo buanget. Kalau bisa saya kasih nilai, yah dapat point tujuh setengah lah!

Pawon Solo yang buka dari jam 10.00 pagi hingga jam 11.00 malam (tapi terkadang bisa sampai Shubuh kok!?) ini memang direncanakan disetting untuk menyajikan aneka makanan populer khas Solo. Lihat saja pilihan menunya seperti Tengkleng, Tongseng dan Sate Kambing, Gule Kambing dan juga Nasi Goreng Kambing. Huwaduh semuanya makanan para penganten baru. Hehehehehe.... pantesan kebanyakan makanan ini adalah makanan para bangsawan Keraton Solo yang akhirnya dipopulerkan oleh rakyatnya dan justru diminati oleh orang-orang di luar kota Solo.

Tapi yang jadi fenomena tersendiri adalah mengapa Bakmie Djowonya bisa menjadi yang paling laku di bulan puasa lalu?

"Mungkin karena orang-orang biasanya sudah sahur dengan nasi, kemudian mereka jalan-jalan keliling dan melihat warung kami buka, mereka mau mencicipi Bakmi Godhog atau Bakmi Gorengnya." ungkap mas Sutoyo, lelaki kelahiran Solo, 12 Oktober 1982.

"Bisa jadi," tambah mas Toyo (demikian panggilan akrabnya), "...mereka mencari yang berbeda untuk sahur. Masakan panas dan berkuah seperti bakmi Jawa memberikan sensasi berbeda dan segar, bukan?" imbuhnya beretorik. Benar juga seh!

Lah kalau melihat gaya pelayanannya kok mirip dengan warung angkringan nasi kucing ya? "Gak salah lagi Mas!" jawab mas Toyo. Ternyata pemilik Pawon Solo adalah keluarga besar pemilik franchise Angkringan Ki Asem. Ya Angkringan NAsi Kucing Ki Asem yang fenomenal di kota Bekasi itu.

Bedanya cuma di jenis kelas sajian makanannya. Bila angkringan dikenal masyarakat luas Kota Bekasi dengan makanan murah meriah namun bisa wedangan sepuasnya hingga melendung perut kita bahkan bisa sampai pagi hari. Sedangkan Pawon Solo menyajikan menu masakan setingkat lebih mahal daripada angkringan. Di angkringan setiap menu makanan cuma dibandrol seribu perak atau seribu lima ratus perak. Mungkin yang agak mahal hanya minuman hangatnya seperti Wedang Jahe Susu. Namun karena makannya sambil ngemil dan ngobrol ngalor ngidul tak terasa jumlah porsinya pun bisa menembus angka fantastis. Tak heran buat mereka yang hobo ngemil di malam hari dengan membawa uang selembar limapuluh ribuan bisa makan sepuasanya sambil minum wedang panas.

Namun bila Anda berkunjung ke Pawon Solo, selembar limapuluh ribuan bisa menikmati aneka makanan pamungkas buat persiapan tidur atau "bertempur" bersama pasangan tercinta Anda. Memang kayaknya Pawon Solo ini khusus disajikan untuk orang dewasa. Ya iyalah memang ada anak-anak yang kelayapan malam hingga pagi hari untuk cari sekadar makanan?

Sesuai dengan namanya, Pawon Solo memang dikhususkan buat mereka yang ingin menikmati makan malam atau dini hari bersama pasangan dan ingin merasakan indahnya dunia. Pilihan menu mulai dari Sate Kambing, Tongseng Kambing, Tengkleng hingga Gule Kambing adalah aphrosidiak yang dipercaya sangat efektif menambah kehangatan malam dan kemesraan. Demikian pula bakmi goreng dan bakmi godhognya. Hmmmm jangan ditanya deh... setelah merasakan kelezatan gurihnya mie godhog beraroma ayam dan ebi kering itu, saya jadi keringatan dan jadi kepengen maen bola sama istri.... hehehehe! 

Anda tertarik untuk mencari makanan malam dan kebetulan ada di wilayah Bekasi Timur, segeralah kunjungi Pawon Solo di Jalan KH. Agus Salim tepat di depan SMP Negeri 3 Kota Bekasi. Atau bisa juga booking tempat untuk reservasi di (021) 9346.1965 atau 08.131.131.8752 dan juga melayani pesan antar di kawasan Bekasi Timur dan sekitarnya dengan pemesanan minimal 3 porsi.

Saran: Ada menu unik khas asli Solo yang jarang ditemui, sepertinya bisa dipesan di tempat ini, yakni Kikil Kambing Kecap (bukan Kikil Sapi loh, tapi Kikil Kambing). Menu ini sepertinya memang jarang disajikan. Tapi bila Anda meminta langsung dengan sang koki, mas Toyo akan menyediakannya. Anda tertarik?

Sidik Rizal - bukankelanakuliner.com

DAFTAR MENU
PAWON SOLO

* Bakmie Djowo Godhog
   - Rp 10.000,-
* Bakmie Djowo Goreng
   - Rp 10.000,-
* Tengkleng Kambing
   - Rp 17.500,-
* Sate Kambing
   - Rp 17.500,-
* Tongseng Kambing
   - Rp 15.000,-
* Gule Kambing
   - Rp 15.000,-
* Nasi Goreng Kambing
   - Rp 12.500,-
* Nasi Putih
   - Rp 2.500,-

Melayani Pesanan untuk Aqiqah atau Pesta (asak dan Antar)
* 1 ekor kambing (berat kambing bersih tanpa kepala dan kaki : 15 - 16 kg)
   - Rp. 1.500.000,-
   (+/- Sate 450 tusuk dan 1 panci Gule)
   (+/- Sate 450 tusuk dan 1 panci Tengkleng)

* Bakmie Djowo Ayam Kampung. (pesanan antar ke rumah buat arisan atau lainnya minimal 50 porsi)



APA HUBUNGANNYA PAWON SOLO DENGAN ANGKRINGAN KI ASEM

Yang bikin saya kaget adalah... Pawon Solo ini ternyata ada hubungannya dengan Nasi Kucing Angkringan Ki Asem. Yakni pemilik Pawon Solo, bapak Sri Widodo adalah keluarga besar dari pemilik Franchise Angkringan Ki Asem (Asem adalah singkatan dari nama Agus Semedi), yakni bapak Sartono yang juga adik kandung dari Sri Widodo. Oh puantesan... konsep idenya hampir mirip walau tak sama.

Berikut saya kutip tulisan tentang Angkringan Nasi Kucing Ki Asem yang saya dapati dari internet.

This business started from Solo & Jogja youngest people community, When the economic crisis influence many country and people in the world, Angkringan ki Asem ( ASEM short name from Agus Semedi) come as traditional restaurant, with cheap concept, sometimes some people Java tradition in meeting and eating come to place at Angkringan which get from word " NANGKRING/ NONGKRONG/ KONGKOW "

I make free concept restaurant, comfortable, safety park, then give guarantee the theme still past situation, After launching Franchise system, Angkringan Ki Asem will be big player restaurant at Jabodetabek

Herewith our outlet:
1. Perum Tytyan kencana - Bekasi
2. Perum Wisma Asri - Bekasi
3. Perumnas 3 - Bekasi
4. Perumnas 2 - Bekasi
5. Jl. Pekayon 1 ( Before Naga Supermart) - Bekasi
6. Jl Rawa Lumbu - Narogong - Bekasi
7. Jl. Agus salim - Bekasi
8. Jl. Pekayon 2 ( After ATB) - Bekasi
9. Jl. Pondok Timur Raya - Bekasi
10.Jl. Bintara- Bekasi ( Soft Opening)

Our Tagline:
"WE GUARANTEE THE TASTE MAKNYUS, TOP MARKOTOP, GOOD MARSOGOOD, SIP MARKUSIP "

Management angkringan:
Tytyan Kencana Blok E4 No.22 Margamulya Bekasi Utara West Java Indonesia 17142
phone/ fax 62218877940 mob: 6287877180222 email: sartono72@ gmail.com facebook: angkringankiasem

Post a Comment

Silakan Anda memberi komentar sebebasnya sepanjang tidak menyangkut masalah SARA dan pornografi serta kekerasan. Harap menggunakan kata-kata yang bijak dan efektif serta bermanfaat.

Lebih baru Lebih lama