Kedai Al-Kifahi Jl Raya Wibawa Mukti Jatiasih

Sate, Sop dan Gule Asli Betawi
Favoritnya Supir Taksi di Pool Jatiasih

Gule Kambing
Jatiasih Komsen - kulinerkuliner.com
Pernahkah Anda dengar istilah pemeo yang paling populer di masyarakat, "Dimana ada resto yang banyak sopir taksinya, pasti enak sajian makanannya!"?


Bila Anda tahu pemeo tersebut, pasti maklum dengan warung-warung legendaris dimana supir taksi sebagai penentu kesuksesan tempat makan tersebut. Karena logikanya, bila supir taksi saja mau mangkal di tempat itu untuk beristirahat makan, maka bisa dipastikan tempat itu mempunyai sajian unggulan yang bukan saja lezat dan nikmat tapi juga relatif murah terjangkau.

Nasi Ulam Betawi
Belum lagi para sopir taksi itu biasanya merekomendasikan tempat makan enak kepada para penumpangnya saat dia sedang mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Salah satu bagian dari marketing boost yang lumayan efektif. Eh...!? Malah bukan lumayan deng! Tapi malah SANGAT efektif. Para penumpang taksi memang biasanya bisa jadi sangat percaya pada supir taksi, terutama yang ramah. Saat direkomendasi tempat makan enak, pastinya mereka percaya.

Pertigaan Tol Komsen Jatiasih
Lepas dari masalah promosi sang supir taksi, kulinerkuliner.com kali ini mencoba sebuah tempat yang kebetulan tepat berada di depan sebuah pool taksi. Lalu apa persamaannya warung makan yang tepat berada di depan pool taksi dengan warung makan atau resto yang jadi tempat mangkal taksi? Bila masalah pelanggan laparnya, ternyata tak beda jauh bahkan nyaris serupa. Hanya saja, kalau yang berada di dekat pool, para pelanggannya sudah dapat dipastikan supir taksi, sedangkan resto atau warung makan yang jadi tempat pangkalan (mirip terminal bayangan armada taksi kali ya?) pelanggannya semua kalangan yang biasanya menggunakan taksi.

Contoh warung makan yang jadi pangkalan taksi misalnya RM Daeng Tata lama di Tebet, Bakso Lapangan Tembak lama di Senayan. Sedangkan warung makan populer dan dikenal ramai oleh para supir taksi misalnya Kedai Al Kifahi, Sate, Soto, Gulai dan Sop Kambing Betawi di kawasan Komsen Jatiasih.

Nasi kebuli bisa dalam nampan raksasa
Kedai Al-Kifahi yang dimiliki oleh seorang ustadz, M. Sholeh ini memang terkenal karena kelezatannya. Wajar saja ada anggota dewan Kota Bekasi yang jadi pelanggan tetap, dan beberapa pengusaha besar yang tinggal di kawasan Jatiasih menjadi penggemar fanatik Sop Kambing warung kecil berukuran 1 meja 6 kursi ini.

"Salah seorang pelanggan saya namanya pak Hartono, yang jadi pengunjung di kedai saya. Setelah dia mencoba sop kambing saya, rupanya dia suka banget," ujar Ustadz Sholeh. Dari pelanggan barunya itulah ia mendapat orderan membuat gulai dan sop kambing plus Nasi Kebuli untuk pesta yang pertama dengan jumlah porsi lebih dari seratus orang.

Sop Iga Kambing ala Ustadz Sholeh
Menurut jebolan Pondok Pesantren Al Kifahi Ats Tsaqofi di kawasan Tebet ini, usahanya dirintis dari usaha warung makan di food court Wisma Bakrie. Ustadz Sholeh yang sering dipanggil pak Haji Sholeh ini mengutarakan bahwa setidaknya 7 bulan ia buka Nasi Kebuli di stand pusat jajan gedung perkantoran itu. Padahal Nasi Kebulinya terbilang bukan makanan umum, justru termasuk makanan yang ada musimnya. Dengan harga per porsi cuma Rp 22.500,- sepertinya tidak mencukupi untuk bisa melanjutkan sewa di food court Wisma Bakrie yang lokasinya depan Pasar Festival.

Berawal dari pesan gurunya Habib Umar Alatas, salah seorang tokoh ulama besar di kawasan Tebet yang memiliki pondok pesantren Al Kifahi Ats Tsaqofi, agar M. Sholeh buka usaha nasi kebuli. Nasi Kebuli (Nasi Qabuli) ini sebenranya termasuk sajin khusus yang harganya relatif mahal. Karena seringnya M Sholeh menerima orderan pembuatan nasi kebuli untuk beberapa perayaan hari besar umat Islam, akhirnya Ustadz Sholeh jadi berkeinginan melanjutkan buka usaha Nasi Kebuli.

Setelah mendapat tempat dari seorang teman di kawasan atiasih, akhirnya Ustadz Sholeh pun buka warung makan dengan menu unggulannya Nasi kebuli dan sajian khas Betawi.

Nasi kebuli per Piring porsian
Sayang untung tak dapat diraih, karena pelanggan dan pasar di kawasan atiasih tidak semuanya bisa dan suka dengan sajian nasi kebuli. Maka menu Nasi Uduk, Nasi Ulam dan Gulai Kambing serta Sop Kambing dan Sate Kambingnya menjadi alternatif. Termasuk menu seperti Sop Tangkar dan Semur Daging (plus jengkola juga kayaknya deh!)

Pilihan tambahan menu masakan Betawi di kedainya karena kebetulan orangtuanya, sang ayah asli Sukabumi tapi tinggal lama di kawasan Tebet, kemudian ibunya yang asli orang Betawi sering membuat makanan bagi keluarganya berupa nasi uduk, nasi ulam.

Sedangkan menu Nasi Kebuli, M Sholeh memaparkan bahwa kini dia hanya menerima pesanan pembuatan paket nasi kebuli untuk perayaan tertentu hari besar umat Islam. Pemesanan Nasi Kebuli ini membutuhkan sedikitnya 4 ekor kambing, dengan biaya hanya Rp 4.500.000,- per pesanan yang langsung dikirimkan ke tempat pemesan.

"Setidaknya pesanan nasi kebuli yang saya buat itu bisa disajikan untuk 300 sampai dengan 400 porsi nampan jamaah," jelas Ustadz Sholeh, "Dan yang bikin para Habib pelanggan saya suka adalah Sayur Merahnya yang berlimpah." pungkas Ustadz Sholeh berpromosi kepada kulinerkuliner.com

Sayur Merah adalah sayur yang berisi daging kambing dengan kuah berwarna merah karena dibuat dari bahan tomat dan tidak menggunakan santan. Namun warna merahnya yang disebut kare inilah yang membuat sajian nasi kebulinya sangat digemari oleh kalangan santri.

Jika Anda tertarik untuk memesan Nasi Kebuli plus Sayur Merah ala Kedai Al-Kifahi, silakan hubungi (021) 932.74925 atau (021) 606.36235 atau (021) 9346.1965

Kedai Al-Kifahi (Ustadz Sholeh)
0813.8914.5670
Jl. Raya Wibawa Mukti
(depan Pool Taksi Primajasa)
Pintu Tol Jatiasih Komsen
Jatiasih - Bekasi

Sidik Rizal Kelana www.bukankelanakuliner.com

1 Komentar

Silakan Anda memberi komentar sebebasnya sepanjang tidak menyangkut masalah SARA dan pornografi serta kekerasan. Harap menggunakan kata-kata yang bijak dan efektif serta bermanfaat.

Lebih baru Lebih lama