Satu-satunya Gudeg Kendil Khas Jogja di Bintara Raya
Bekasi, dobeldobel.com
Jika anda melewati jalan raya Bintara dari Pondok Kopi menuju arah Pasar Kranji, maka setelah lewat atas jembatan layang jalan tol Cacing kurang lebih 100 meter anda bisa temui di sisi sebelah kiri anda warung makanan khas Jogjakarta yang sangat terkenal, yakni gudeg. Gudeg Kendil Ibu Winarsih Bintara. Buat anda penggemar gudeg yang mau merasakan makanan khas Jogja ini, sepertinya tak perlu lagi harus pergi ke Jakarta dan mencari di restoran besar makanan khas Jogja, (apalagi harus ke Jogja, jauh tauk!), cukup Anda lewati saja jalan tol Bintara Raya dan temui di seberang jalan layang seperti disebutkan di atas.
Mas Iwan dan istrinya, mbak Anti yang memang baru mengelola rumah makan (dia lebih suka menyebutnya dengan warung) selama 6 bulan di Bintara, namun begitu, pasangan suami istri beranak 1 ini sering sekali membuka warung bergerak (mobile) di Masjid Sunda Kelapa setiap hari Jum,at. Biasanya belum sampai jam 4 sore biasanya dagangan gudeg mereka sudah habis, dan mereka buka semenjak jam 10 pagi dengan mobil keluarga mereka di pelataran masjid itu.
Dan mereka juga biasanya buka di lapangan Pulomas setiap Minggu pagi, saat orang-orang di sekitar dan wilayah Jakarta berolahraga bersama keluarga secara rutin. Melihat makanan yang disajikan oleh Gudek Kendil Ibu Winarsih, maka tak aneh bila kebanyakan para pelanggannya adalah orang dewasa besrta keluarganya, baik yang datang ke warung Gudeg Kendil Bintara maupun saat mereka buka di Masjid Sunda Kelapa dan di Lapangan Olahraga Pulomas.
Selain identik sebagai Kota Pelajar dan Kota Seni, Jogja juga dikenal dengan sebutan Kota Gudeg. Ya, makanan yang terbuat dari bahan dasar buah nangka muda tersebut memang banyak dijumpai di kota yang juga penghasil batik ini. Di setiap sudut kota, entah itu pagi, malam, atau dini hari, selalu dapat kita jumpai para penjual gudeg yang ramai dikerumuni orang. Untuk menghasilkan makanan yang berwujud coklat kehitaman dengan rasa manis ini tidak mudah. Nangka muda yang dipilih harus dimasak selama satu hari satu malam diatas api tungku. Setelah itu pun, gudeg tidak serta merta disajikan. Supaya lebih nikmat, gudeg biasanya dihidangkan dengan telur atau ayam serta krecek yang akan memberi rasa pedas dan gurih.
Karena waktu memasaknya cukup lama, maka makanan pendamping nasi ini juga memiliki ketahanan yang lebih lama dibanding masakan yang lain. Jadi, bagi Anda para wisatawan atau pendatang yang ingin menyajikan makanan khas Jogja ini kepada kenalan atau kerabat jangan khawatir. Gudeg kering yang memang dipersiapkan untuk oleh-oleh dapat bertahan selama dua hari dalam perjalanan.
Namun bila sepanjang jalan Bintara Anda ingin mencari makanan yang terkenal dominan manis dan dibuat dari Nangka muda dengan lauk umumnya adalah Bacem Tempe, Pindang Telur serta Ayam Opor (biasanya dibuat dari ayam kampung), maka tak ada tempat lain selain Gudeg Kendil Ibu Winarsih. Nama Ibu Winarsih diambil dari nama ibunda Iwan, karena di samping sang ibu yang juga ahli masak gudeg, Iwan juga sangat mengidolakan orangtuanya itu.
Bila masalah rasa, saya sangat sarankan untuk mencobanya langsung di tempat warung Gudeg Kendil, karena Anda akan bisa menikmatinya hangat-hangat. Menurut Anti, Gudeg sengaja dihangatkan dengan anglo kayu bakar, jadi akan selalu terasa hangat. Karena keistimewaan rasa gudeg yang sangat terkenal bukan saja di seluruh Indonesia itu, tapi juga hingga manca negara seperti Malaysia, maka minuman yang disajikan pun tak aneh-aneh. Anda bisa memesan teh hangat atau pun es teh manis biasa, dan itu tidak akan mengurangi nikmatnya Gudeg Kendil.
Lalu mengapa harus diberi nama Gudeg Kendil, konon karena gudeg yang dimasak menggunakan kendil (wadah keramik terbuat dari tanah) dan biasanya dimasak menggunakan kayu bakar. Namun menurut Iwan, di rumahnya dimasak secara modern menggunakan gas. Biarpun begitu, masalah rasa tak jauh berbeda. Malah lebih bersih dapur rumah kami, imbuhnya sambil tertawa.
Lalu bagaimana bila Anda ingin memesan Gudeg Kendil Ibu Winarsih dari Anti dan Iwan? Cukup anda hubungi telp berikut ini, 021.9574.1925 atau 021.9291.7329. Bila untuk pemesanan minimal Rp. 25.000,- maka akan diantar gratis sepanjang radius wilayahnya kurang dari 5 km, namun bila lebih dari itu akan dikenakan biaya tambahan. Istimewanya lagi, menurut Iwan dan istrinya, Anti, mereka siap menerima panggilan untuk acara pesta dengan pemesanan berdasarkan jumlah porsi sedikitnya untuk 100 orang.
Sidik Rizal (kelanakuliner.com)
Bekasi, dobeldobel.com
Jika anda melewati jalan raya Bintara dari Pondok Kopi menuju arah Pasar Kranji, maka setelah lewat atas jembatan layang jalan tol Cacing kurang lebih 100 meter anda bisa temui di sisi sebelah kiri anda warung makanan khas Jogjakarta yang sangat terkenal, yakni gudeg. Gudeg Kendil Ibu Winarsih Bintara. Buat anda penggemar gudeg yang mau merasakan makanan khas Jogja ini, sepertinya tak perlu lagi harus pergi ke Jakarta dan mencari di restoran besar makanan khas Jogja, (apalagi harus ke Jogja, jauh tauk!), cukup Anda lewati saja jalan tol Bintara Raya dan temui di seberang jalan layang seperti disebutkan di atas.
Mas Iwan dan istrinya, mbak Anti yang memang baru mengelola rumah makan (dia lebih suka menyebutnya dengan warung) selama 6 bulan di Bintara, namun begitu, pasangan suami istri beranak 1 ini sering sekali membuka warung bergerak (mobile) di Masjid Sunda Kelapa setiap hari Jum,at. Biasanya belum sampai jam 4 sore biasanya dagangan gudeg mereka sudah habis, dan mereka buka semenjak jam 10 pagi dengan mobil keluarga mereka di pelataran masjid itu.
Dan mereka juga biasanya buka di lapangan Pulomas setiap Minggu pagi, saat orang-orang di sekitar dan wilayah Jakarta berolahraga bersama keluarga secara rutin. Melihat makanan yang disajikan oleh Gudek Kendil Ibu Winarsih, maka tak aneh bila kebanyakan para pelanggannya adalah orang dewasa besrta keluarganya, baik yang datang ke warung Gudeg Kendil Bintara maupun saat mereka buka di Masjid Sunda Kelapa dan di Lapangan Olahraga Pulomas.
Selain identik sebagai Kota Pelajar dan Kota Seni, Jogja juga dikenal dengan sebutan Kota Gudeg. Ya, makanan yang terbuat dari bahan dasar buah nangka muda tersebut memang banyak dijumpai di kota yang juga penghasil batik ini. Di setiap sudut kota, entah itu pagi, malam, atau dini hari, selalu dapat kita jumpai para penjual gudeg yang ramai dikerumuni orang. Untuk menghasilkan makanan yang berwujud coklat kehitaman dengan rasa manis ini tidak mudah. Nangka muda yang dipilih harus dimasak selama satu hari satu malam diatas api tungku. Setelah itu pun, gudeg tidak serta merta disajikan. Supaya lebih nikmat, gudeg biasanya dihidangkan dengan telur atau ayam serta krecek yang akan memberi rasa pedas dan gurih.
Karena waktu memasaknya cukup lama, maka makanan pendamping nasi ini juga memiliki ketahanan yang lebih lama dibanding masakan yang lain. Jadi, bagi Anda para wisatawan atau pendatang yang ingin menyajikan makanan khas Jogja ini kepada kenalan atau kerabat jangan khawatir. Gudeg kering yang memang dipersiapkan untuk oleh-oleh dapat bertahan selama dua hari dalam perjalanan.
Namun bila sepanjang jalan Bintara Anda ingin mencari makanan yang terkenal dominan manis dan dibuat dari Nangka muda dengan lauk umumnya adalah Bacem Tempe, Pindang Telur serta Ayam Opor (biasanya dibuat dari ayam kampung), maka tak ada tempat lain selain Gudeg Kendil Ibu Winarsih. Nama Ibu Winarsih diambil dari nama ibunda Iwan, karena di samping sang ibu yang juga ahli masak gudeg, Iwan juga sangat mengidolakan orangtuanya itu.
Bila masalah rasa, saya sangat sarankan untuk mencobanya langsung di tempat warung Gudeg Kendil, karena Anda akan bisa menikmatinya hangat-hangat. Menurut Anti, Gudeg sengaja dihangatkan dengan anglo kayu bakar, jadi akan selalu terasa hangat. Karena keistimewaan rasa gudeg yang sangat terkenal bukan saja di seluruh Indonesia itu, tapi juga hingga manca negara seperti Malaysia, maka minuman yang disajikan pun tak aneh-aneh. Anda bisa memesan teh hangat atau pun es teh manis biasa, dan itu tidak akan mengurangi nikmatnya Gudeg Kendil.
Lalu mengapa harus diberi nama Gudeg Kendil, konon karena gudeg yang dimasak menggunakan kendil (wadah keramik terbuat dari tanah) dan biasanya dimasak menggunakan kayu bakar. Namun menurut Iwan, di rumahnya dimasak secara modern menggunakan gas. Biarpun begitu, masalah rasa tak jauh berbeda. Malah lebih bersih dapur rumah kami, imbuhnya sambil tertawa.
Lalu bagaimana bila Anda ingin memesan Gudeg Kendil Ibu Winarsih dari Anti dan Iwan? Cukup anda hubungi telp berikut ini, 021.9574.1925 atau 021.9291.7329. Bila untuk pemesanan minimal Rp. 25.000,- maka akan diantar gratis sepanjang radius wilayahnya kurang dari 5 km, namun bila lebih dari itu akan dikenakan biaya tambahan. Istimewanya lagi, menurut Iwan dan istrinya, Anti, mereka siap menerima panggilan untuk acara pesta dengan pemesanan berdasarkan jumlah porsi sedikitnya untuk 100 orang.
Sidik Rizal (kelanakuliner.com)