- Ragusa
- Disini kita bisa ngerasain romantisme ala tahun 1930-an ^^ Orang Jakarta pasti familiar banget sama Ragusa, restoran yang telah berdiri dari tahun 1932 (ga capek tuh berdiri terus ~_~) tersebut masih eksis di kalangan anak muda dari generasi ke generasi.
- Yang terkenal dari Ragusa apalagi kalo bukan home-made ice cream-nya.. Apalagi spaghetti ice creamnya.
- Cilantro
- Kalo masih inget restoran keren 'n romantis di film 30 Hari Mencari Cinta, nah ini nih restorannya. Begitu masuk, kita akan disambut dengan nuansa redup dan alunan musik klasik yang lembut.
- Lalu kesan romantis makin kuat begitu kita duduk dengan kehadiran bunga dan lilin di tiap meja. Kalo masih belum puas, cari tempat duduk di dekat jendela. Kita bisa liat pemandangan kota Jakarta sepuasnya, karena restoran ini berada di lantai 46..!! Tepatnya di lantai 46-47 Wisma BNI 46..
- De Hoek
- Restoran ini berada di daerah Bintaro, tepatnya di perumahan Bintaro Jaya sektor 1. Disini suasananya asyik buat tempat kencan. Selain itu tempatnya juga bersih dan ruangannya terkesan terbuka. Tapi kita ga akan merasa panas atau gerah. De Hoek mengusung tema semi foodcourt, ada 13 resto yang ada di sini. Antara lain Neptune, de Grill, Mosi-mosi, Depot Makassar, Sate-sate, Seruni, Pojok Solo, Lezaatos, Es Podeng, Mie Ayam Panglima Polim, dll. Foto-fotonya nyusul ya.. :P
Ragusa
Jln. Veteran 1 no.10 Jakarta Pusat
Telp. 021-3849123
Jam Buka : 10-22.30 (Senin-Sabtu), 10.00-23.00 (Minggu)
Cilantro
Wisma BNI 46 Level 46-47
Jln. Jend. Sudirman Kav. 1
Telp. 021-2512822
Jam Buka : 11-15.00, 18.00-23.00 (Senin-Jumat), 08.30-15.00, 18.00-23.00 (Sabtu, Minggu dan hari libur)
De Hoek
Jln. Bintaro Taman Barat F1/1 Sektor 1 Bintaro Jaya
Telp. 021-9995984
Jam Buka : 09.00-22.00
Referensi : Buku "The Food Traveller's Guide Romantic Places" oleh Dewi Fita & Mala Aprilia
Jalan Sutra : Ayo Jajan ke Kelapa Gading
KAPAN JAJAN di KELAPA GADING
Sumber: http://groups.yahoo.com/group/mokondo/message/22129
Kalau ditanya tentang satu tempat di Jakarta di mana kita bisa menemukan segala macam jenis makanan dalam radius yang cukup pendek, maka jawabnya tentulah Kelapa Gading, sebuah "kota mandiri" di Jakarta Utara. Boleh dikata, semua makanan yang ada di Jakarta - dalam hal ini juga berarti mewakili semua kawasan Nusantara - dapat pula dijumpai di Kelapa Gading. Sebaliknya, yang dapat dijumpai di Kelapa Gading belum tentu dapat dijumpai di tempat lain. Begitu banyaknya tempat makan di Kelapa Gading, sehingga 4-5 kali kunjungan saja tidak akan cukup untuk memperoleh gambaran yang agak lengkap tentang kekayaan kuliner kawasan ini. Jalanannya tidak macet, parkir pun mudah, sehingga kelana kuliner di Kelapa Gading bisa menjadi pengalaman menyenangkan.
Kelapa Gading sendiri merupakan realestat yang berkembang secara bertahap. Tempat-tempat makan yang pertama mulai bermunculan di sepanjang Jalan Bulevar Raya. Di kedua sisi jalan ini setidaknya dapat dijumpai 100 kedai dan rumah makan.
Favorit saya di Bulevar Raya adalah Depot Semarang. Setiap kali ke sana, pengunjungnya tidak pernah ramai, sehingga layanan berlangsung cepat. Di sini ada swikee Purwodadi (kuah tauco), nasi goreng babat, dan tahu pong. Nasi goreng babatnya boleh, swikee-nya OK, tetapi tahu pong-nya kurang memuaskan. Menurut saya, tahu pong Lios di Jalan Arteri Pondok Indah lebih miroso (lezat).
Favorit lain di jalan itu adalah "Sop Konro Karebosi". Di warung ini - cabang dari Jalan Gunung
Lompobatang di Makassar - juga ada nasi campur dan nasi kuning khas Makassar. Tidak jauh dari "Sop Konro Karebosi", ada juga "Marannu" yang menjual sop konro dan coto mangkasara'. Masih di dekat situ ada juga "Mie Goreng Makassar". Di seberang jalan ada pula "Warung Sedap" Cabang Pare-pare yang menyediakan sop kepala ikan. "Warung Sedap" ini saja punya dua gerai di Kelapa Gading. Belum lagi terhitung rumah-rumah makan lain yang menyediakan hidangan Makassar di Kelapa Gading, seperti "Ikan Bakar Pangkep" dan lain-lain.
Kalau suka soto yang bening, di Bulevar Raya ada "Soto Kudus Blok M', "Soto Bangkong" (Semarang), dan "Soto Banjar Eldorado". Di jalur itu juga ada "Timlo Solo" yang blasteran antara soto dan sop.
Mereka yang suka aneka ragam bakmi dapat pergi ke ruas jalan yang tak jauh dari apartemen Kelapa Gading. Ada Bakmi Palembang "Aloi", Bakmi Medan, dan berbagai varian bakmi Nusantara lainnya. Di Bulevar Raya juga ada berbagai varian bakmi, seperti Bakmi Suikiau "Akin", "Bakmi Haka", "Bakmi Aheng" (cabang Jalan Kemurnian, Jakarta Pusat), Bakmi Bangka "Apin", Kuetiauw Medan "Akang". Di Kelapa Gading Food City ada Bakmi "Gajah Mada", dan di seberang Makro ada pula "Mie Keriting".
Penggemar fanatik "Bakmi Kenanga" juga bisa menemukan mi babat dengan nasi campur dan sate babi di Kelapa Gading. Setahu saya, selain pusatnya di Senen, "Kenanga" cuma punya cabang di Kelapa Gading dan Wijaya Center, Kebayoran Baru. Di Food Promenade juga ada Bakmi Jawa "Borobudur" dan "Mie Naripan".
Kelapa Gading Food City yang berlokasi di samping Mal Kelapa Gading "menyimpan" berbagai restoran waralaba seperti "Sizzler", "Sari Kuring", "Dapur Sunda", "Hoka-hoka Bento", "Sapo Oriental", "California Fried Chicken". Ada pula kafe yang rada chick, "Dome", di sana. Di luar Food City juga ada "McDonald's", "Gandy Steakhouse", dan "Caza Suki" yang sudah cukup populer.
Di dalam Mal Kelapa Gading sejak beberapa bulan ini terjadi "kehebohan" dengan munculnya "Bread Talk" - waralaba toko roti dari Singapura - yang luar biasa popular. Di Kelapa Gading, jenis roti yang sampai diantre di depan oven-nya adalah chicken floss (bun dengan abon ayam).
Ada lagi sebuah gerai cabang Singapura yang baru saja buka di Mal Kelapa Gading, namanya "Ya Kun Kaya". Jualannya sangat sederhana. Cuma roti panggang (toast) yang diolesi kaya (juga sering disebut srikaya atau sarikaya, semacam selai berwarna kuning yang terbuat dari telur dan kelapa.
Satu paket - terdiri atas secangkir kopi atau teh, dua telur ayam rebus setengah matang, dan setangkup roti kaya - harganya hanya Rp 18.000. Cocok untuk sarapan. Tetapi, anehnya, orang makan roti kaya sepanjang hari. Bila tidak suka selai kaya, bisa pesan French toast - roti yang dimandikan dalam kocokan telur dan digoreng, dibumbui bubuk kayu manis dan madu atau sirup.
Di Singapura, roti kaya yang paling terkenal adalah "Ya Kun Kaya" di Takashimaya, dan "Kopi Tiam" yang di Killiney Road. Orang Medan dan orang Malaysia juga sangat suka roti kaya.
Mau masakan Manado? Ada banyak, jo! Ada "Ikan Tude" di Bulevar Raya, "Ratu Manado" di Gading Batavia Food Promenade, dan masih ada beberapa lagi di tempat-tempat lain yang belum sempat saya cicipi.
Gading Batavia Food Promenade adalah tempat jajan yang paling anyar di kawasan itu. Favorit saya di situ adalah "Bakso Asia Batavia". Bukan karena saya suka bakso, tetapi karena di situ tersedia capcai khas Semarang. Bagi penggemar capcai, tentulah tahu kekhasan capcai Semarang yang sausnya merah kental, dan selalu memakai keekian. Orang Semarang juga bisa menemukan aneka bubur cabang Jalan Jagalan di situ.
Food Promenade ini konsep desainnya cukup menarik.
Tempat makan yang berkelas restoran berderet di satu sisi, dengan teras yang luas. Jalan di depannya lebar untuk mobil dan pejalan kaki. Di seberangnya terdapat sederet warung berkelas tenda, dan di sebelahnya lagi terdapat sungai yang cukup bersih. Sekilas terasa seperti suasana di Boat Quay, Singapura. Ada panggung musik hidup yang menghibur pengunjung promenade. Orang juga bisa makan dan minum di bawah langit, di sisi-sisi promenade itu. Sajian internasional cukup terwakili di Kelapa Gading. Di Food City ada restoran India "Gurjari".
Di dekat Makro ada restoran Thai "Ayutthaya". Di dekat Mal Kelapa Gading ada sebuah restoran Korea yang saya lupa namanya. Ada juga beberapa restoran Jepang "Sushi Tengoku" di dekat Mal, cabang dari restoran yang sudah cukup dikenal di Jalan Radio Dalam. "Sushi Tengoku" merupakan restoran Jepang yang paling otentik yang sudah saya coba di Kelapa Gading. Saya pernah mencoba makan shabu-shabu di sebuah restoran di Food Promenade, tetapi citarasanya sudah sangat disesuaikan dengan selera Indonesia. Bahkan, di situ tidak disajikan sake, melainkan shoju yang sebetulnya khas Korea - bukan Jepang.
Tentu saja, karena mayoritas pemukim di situ adalah etnis Tionghoa, restoran yang menyediakan masakan Tionghoa cukup banyak di sana. Mulai dari kelas warung, sampai restoran yang agak fine dining.
Sekalipun mungkin ada bias pribadi, saya harus menyebut restoran "Cahaya Gading" di dekat Gereja Katolik Santo Jakobus. Pemilik restoran ini dulunya berkongsi dengan sebuah restoran terkenal di Jalan Tiang Bendera (daerah Kota). Masakannya otentik dan selalu ramai pada saat makan malam.
Beberapa warung hidangan Tionghoa yang saya sukai antara lain adalah "100" yang khusus menjual bakut teh, serta berbagai warung yang menjual sup bakut sayur asin dan sate yang cukup banyak bertebaran di sana. Ada juga siokee dan siobak khas Surabaya yang saya sukai di Food Promenade.
Menurut Dr. Andar Ismail, di Kelapa Gading juga ada restoran vegetarian. Sayang, saya belum
menemukannya. Sebetulnya dulu saya pernah diajak olehnya, tetapi waktu kami selalu berselisih. Maklum, sama-sama sibuk!
Mau bersantai ke kafe? Khususnya dengan menu dan standar layanan yang agak internasional? Saya hanya bisa menyarankan "Dome" dan "Tamani". Di Food Promenade ada dua kafe yang cukup lumayan penampilannya, tetapi kualitas menu dan layanannya masih jauh di bawah kedua kafe yang saya sebut terdahulu. Tetapi, harus diakui, saya agak "pleasantly surprised" ketika mencoba di kafe "Relaxtation" (bukan salah eja!) dan memesan peppermint tea. Ternyata, yang muncul bukan teh panas, melainkan es teh. Tetapi, ternyata es teh dengan rasa pepermin itu sangat nikmat. Boleh dicoba!
Berbagai makanan khas daerah yang sempat saya catat di sekitar Kelapa Gading itu antara lain adalah:
Di Food Promenade: Nasi Gandul khas Pati (Jawa Tengah), masakan khas Cirebon (nasi lengko, nasi jamblang, cabang dari Tanjung Duren), "Cakwe Medan", "Gudeg Wijilan" (gudegnya otentik, bisa dibawa pulang dalam besek atau kendil, juga tersedia teh poci yang nikmat di situ), "RM Jamar" (khas Jawa Timur, dengan hidangan khusus rawon iga dan garang asem iga), ada juga tahu campur dan rujak cingur Surabaya di situ.
Di sepanjang Bulevar Raya terdapat antara lain: "Sari Sanjaya" (khas Palembang, antara lain patin asam pedas), dan beberapa rumah makan khas daerah yang sudah saya sebut di atas.
Ayo, mau ketemuan di Kelapa Gading? Kalau lelah keluar masuk restoran, ada banyak tempat untuk pijat kaki dan reflexology. Kalau kehabisan uang, puluhan ATM di berbagai lokasi menanti Anda di Kelapa Gading. Siapa takut?