contoh iklan header
Pasang Iklan Running Text Anda di sini atau bisa juga sebagai iklan headliner di atas (600x100)px

Kenapa Kepala Dishub Kabur Saat Ditanya Wartawan, Ternyata Ini Penyebabnya

banner

Kritikan Warga soal Halte Baru di Bekasi Senilai Rp 180 Juta, Sebut Hasilnya Tak Sebanding dengan Anggaran.

bekasi-online.com, Kamis, 18 Januari 2024, 17:24 WIB
Kontras perbedaan halte bus lama dengan halte bus baru yang berkonsep modern and smart bus shelter, yang dibuat dengan anggaran Rp180juta/shelter bus, nakun dinilai warga tak terlalu dibutuhkan

KOTA BEKASI, BksOL - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi membangun 10 halte baru berkonsep modern yang menelan anggaran APBD-P tahun 2023 senilai hampir Rp 180 juta untuk satu halte. Namun, hasil dari pembangunan halte tersebut justru mendapat kritik dari beberapa warga dan dianggap tidak terlalu dibutuhkan.

Tidak sepadan Nur (27), warga Kota Bekasi, mengkritik halte baru yang berada di Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, tepatnya depan Grand Mall Bekasi.

Baca juga: Modernisasi Pembangunan Kota Bekasi Yang Public Friendly Dimulai dari Shelter Bus Ini, Namun Kadishub Zeno Bachtiar Kabur Saat Ditanya Wartawani

Ia mengatakan, anggaran yang digelontorkan Pemkot Bekasi untuk halte baru itu tidak sepadan dengan hasilnya.

"Enggak worth it, sedih banget dana Rp 180 juta cuma buat halte baru yang kadang enggak terlalu terpakai juga," kata Nur kepada awak media, Kamis (18/1/2024).

Nur menyayangkan dana ratusan juta itu hanya digunakan untuk pembangunan satu halte. "Mungkin Pemkot emang mau mencanangkan sesuatu yang modern. Tapi logika saja sih, dengan uang (dana) Rp 180 juta cuma jadi satu halte. Masa iya, gitu lho," ucap dia.

Kepala Dinas Perhubungan Pemkot Bekasi, Zeno Bachtiar langsung pamit pergi ke kendaraannya, saat ditanya wartawan tentang anggaran proyek pembuatan halte bus modern and smart bus shelter yang dinilai terlalu tinggi Rp.180juta/halte namun hasilnya tidak pantas dan tidak diperlukan.

Hal senada juga diucapkan Dede (28). Dia mengatakan, empat kursi yang disediakan di halte tidak sepadan dengan anggaran Rp 180 juta.

"Enggak worth it karena dibangun dengan harga segitu tapi bangkunya cuma empat," jelas dia. Tak hanya itu, Dede juga merasa hasil akhir halte yang dibangun tidak terlihat seperti menelan biaya seratusan juta.

"Menurut saya sih sangat disayangkan ya dengan bujet ratusan juta cuma buat pembuatan halte kayak gitu, kalau enggak salah kan (sebutan) smart halte ya," ujar dia.

Kontras dengan halte lama.
Untuk diketahui, halte baru di Jalan Jendral Sudirman berada persis di samping halte lama. Hal tersebut membuat Nur heran lantaran ada dua halte yang begitu kontras di satu tempat yang sama.


“Kenapa enggak bagusin halte yang lama saja, kenapa (dibangun) harus berdampingan sama halte lama,” kata Nur. 
Sementara itu, Dede berpendapat halte lama yang banyak coretan vandalisme sangat kontras dengan halte baru.

“Kalau bisa yang lama dicat baru biar enggak kelihatan jelek. Itu kan terlalu banyak coretan, kontras kalau samping-sampingan sama yang baru,” ujar Dede.

Lebih baik untuk perbaiki jalan Nur menuturkan, anggaran Rp 180 juta untuk pembangunan satu halte jauh lebih baik digunakan untuk memperbaiki jalanan rusak yang membahayakan pengguna jalan.


Kepala Dinas Perhubungan Pemkot Bekasi, Zeno Bachtiar sebagai penanggung jawab anggaran proyek pembuatan halte bus modern and smart bus shelter yang dinilai terlalu tinggi Rp.180juta/halte namun hasilnya tidak pantas dan tidak diperlukan.

“Kenapa dananya enggak buat benerin (perbaiki) jalan-jalan di Bekasi yang masih banyak yang rusak ya, angka kecelakaan di Bekasi kan semakin meningkat gara-gara jalan berlubang,” ujarnya.

Baca juga: Yuk ikutan Polling ke-2 Mengetahui Siapa Calon Walikota Bekasi 2024?


  Langsung klik link foto berikut:  
Tentukan Walikota pilihan yang Anda kenal untuk kebaikan Kota Bekasi

Lebih lanjut, Nur juga tak yakin halte yang baru dibangun itu terhindar dari aksi vandalisme seperti yang terjadi pada halte lama.

“Sudah gitu nanti ujung-ujungnya mau halte sebagus apa pun pasti kena vandalisme dari orang-orang Bekasi yang tangannya gatel,” imbuhnya.

Sama seperti Nur, Dede mengatakan bahwa masih banyak jalanan rusak yang butuh perbaikan di Kota Bekasi. "Lebih baik banget dananya dialokasikan ke jalanan rusak yang ada di jalan-jalan kecil atau jalan raya gitu, lebih berguna buat keselamatan," kata Dede.


Adapun pantauan Kompas.com pada Kamis siang, halte baru di depan Grand Mall Bekasi tampak sepi.

Tidak ada warga yang duduk untuk menunggu angkutan umum atau bus transpatriot. Dilihat dari fasilitas yang ditawarkan, halte ini memiliki kursi, atap transparan, pengisian daya ponsel, dan dilengkapi CCTV atau kamera pengawas.

Namun, dengan dana yang digelontorkan senilai ratusan juta, halte ini dirasa masih jauh dari kata modern.

Sebab, masih ada beberapa catatan, salah satunya yakni tidak adanya informasi apapun yang tertera di papan informasi.

Bahkan, halte yang didominasi bangunan berwarna biru ini juga tidak dilengkapi tempat pembuangan sampah. [■]

Post a Comment

Silakan Anda memberi komentar sebebasnya sepanjang tidak menyangkut masalah SARA dan pornografi serta kekerasan. Harap menggunakan kata-kata yang bijak dan efektif serta bermanfaat.

أحدث أقدم
banner