RAWON SETAN Surabaya Mbak Endang bertemu Pecel Bidadari

Lebih Dahulukan KUALITAS Rasa dibandingkan KEUNTUNGAN Sesaat
Rawon Setan & Pecel Bidadari


Cibubur, kelanakuliner.com
Menyusuri jalan sepanjang Cibubur hingga Cileungsi maka Anda akan temui banyak tempat jajanan wisata kuliner. Mulai dari makanan ringan hingga makanan yang unik membangun rasa lapar karena melihatnya saja. Dan hal inilah yang saya dapatkan dari sebuah resto sederhana dengan waralaba lumayan banyak di Jabodetabek (15 outlet) dengan menjajakan makanan khas Surabaya, yakni Rawon Setan.

Dan saya pun disambut oleh sang manajer cabang yang bernama Martin. Lelaki berpenampilan rapih ini bukan saja menyambut saya dengan senyum tapi langsung meminta karyawannya mengambilkan minum setelah saya memperkenalkan diri sebagai wartawan kuliner (halah ngaku-ngaku gue... hehehehe). Pada awalnya dia merekomendasi untuk menghubungi kantor pusat yang berada di Mangga Besar dan bertemu dengan sang pemilik warlaba Rawon Setan, Jack Bernard. Warga keturunan Belanda yang beragama Islam dan kelahiran Surabaya sekaligus penemu rahasia menu masakan khas Rawon Setan yang terkenal itu.

Pembicaraan kami adalah tentang beberapa masalah yang terjadi dan menimpa di cabang-cabang di wilayah Kelapa Gading, dimana karena kesalahan dan kelalaian pembeli waralaba (franchisee) demi keuntungan mereka telah mengurangi takaran bumbu Rawon Setan, sehingga Rawon Setan cabang Kelapa Gading mendapt cap miring. Dengan diplomatis, Martin menjelaskan, bahwa takaran bumbu yang didatangkan dari pusat sudah menjadi kualitas standard yang wajib diikuti dan tak boleh ditambah atau dikurangi.

Bila ada pemegang waralaba yang berbuat dengan sengaja melakukan hal seperti itu maka dia akan menanggung akibat kehilangan pelanggan dan tentunya ini berdampak sangat besar bagi Rawon Setan secara keseluruhan. Kualitas serta nama baik Rawon Setan dipertaruhkan, ujar lelaki manajer yang kini memegang dua cabang sekaligus, Cibubur Junction dan dekat Kota Wisata.

Masalah kualitas ini pun membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan makanan dan menu selalu harus dibawa ke pusat yang di Mangga Besar, tambah Martin. Misalnya saat kami membuat Jus Buah yang ada di tempat kami ini harus dengan persetujuan pusat dan diuji oleh Jack Bernard sendiri selaku pemilik waralaba. Termasuk krupuk yang diletakkan di restoran kami, tegas Martin, "Kerupuk pun harus diuji rasa oleh kantor pusat atau oleh pak Jack Bernard langsung".

Jangan heran bila Anda mencari minuman Cocacola, maka tak akan Anda jumpai, kecuali segala minuman produksi Teh Sosro. Hal ini sudah merupakan bagian kepentingan bisnis yang wajar. Tapi biar begitu saya lebih memfokuskan rasa Rawon Setan yang konon katanya super pedas. Saya pun melihat ada beberapa pelanggan yang memesan Pecel Bidadari (Wah mungkin ini lawannya Rawon Setan kali yah... dari tampilannya yang unik saya menduga pasti rasanya tak sepedas Rawon Setan).

Mau tahu apa yang membuat saya terkejut? Ternyata Rawon Setan Mbak Endang, ini tidaklah seperti dugaan saya bahwa rawon akan disajikan langsung campur dengan sambel super pedas. Pada kenyataan yang ada di meja saya adalah rawon berwarna kehitaman dengan bau wangi mengudang air liur saya tumpah namun sambelnya terpisah. Sang manajer, Martin memberi tahu saya hal ini dilakukan karena tidak semua pelanggan menyukai rasa pedasnya, so... sambel silahkan menuang sesuai selera dan daya tahan pedas kita.

Saya pun langsung menuang 2 sendok teh sambel Rawon Setan, karena saya benar-benar penasaran mau merasakan pedasnya sang Rawon penghuni neraka ini (hehehehe... asal gue nggak makan daging setan aja!). Dan ternyata... hualahhhh puweddessnya ngepol. Karena nggak kuat, saya pisahkan sambelnya, dan saya mencoba mencicipi daging sapi rawon tanpa sambel... hmmmmm lumayan sedap rasanya. Memang daging sapinya sedikit lebih alot ketika saya potong dengan sendok dan garpu. Tapi saat saya kunyah, luayan empuk lah. Sayang nasi dan rawonnya sudah tercampur, jadi tak bisa saya minta bungkus dan bawa pulang. Sayang! (hehehehe mumpung bisa bawain buat keluarga tercinta dan mencicipi masakan super unik dan enak ini, selain saya butuh second opinion dari keluarga).

Sayang saya nggak sempat merasakan Pecel Bidadari, tapi menurut Martin, bahwa pembeli Pecel Bidadari adalah biasanya pelanmggan lama yang ingin mencoba masakan lain selain Rawon Setan. So pelanggan setia yang kembali.... hmmmmm suatu hal yang impresif buat saya. Bolehlah!

Lalu apa ukuran yang bisa saya bisa berikan buat rasa menu masakan Rawon Setan cabang Mbak Endang ini? Saya hanya bisa memberikan 3 bintang saja, dengan rasa dan harganya pun lumayan pantas buat rawon daging sapi yang punya puluhan cabang di Indonesia ini. Ini artinya recommended lah buat para pencinta kuliner tradisional.

Bila Anda tinggal di Cibubur lalu mau pesan atau mampir bisa hubungi (021) 845.99224 Jl. Raya Alternatif Cibubur (depan Toyota) atau di Food Court Cibubur Junction.

Sidik Rizal - dobeldobel.com

4 Komentar

Silakan Anda memberi komentar sebebasnya sepanjang tidak menyangkut masalah SARA dan pornografi serta kekerasan. Harap menggunakan kata-kata yang bijak dan efektif serta bermanfaat.

Lebih baru Lebih lama